Pengolahan Air Pengisi Boiler dan HRSG
Tulisan ini menjadi lanjutan dari
artikel tentang Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yang terpisah kontennya.
Tujuannya untuk lebih fokus mengulik materi dan menghemat isi laman dan waktu
bagi pembaca. Dalam tulisan ini akan diuraikan tentang bagaimana air yang
digunakan di boiler/ HRSG diolah terlebih dulu sebelum dapat digunakan. Mulai
dari perlakuannya hingga penanganan saat terjadi trouble pada air tsb.
Sebagaimana diketahui, boiler/ HRSG
merupakan peralatan yang bekerja dengan air yang bertekanan dan temperatur yang
tinggi. Tekanan dan temperatur yang tinggi menyebabkan komponen air memiliki
sifat yang berbeda. Hampir semua komponen dalam air umpan (makeup water) dalam
keadaan terlarut. Walau demikian, di bawah kondisi panas dan tekanan hampir
seluruh komponen terlarut keluar dari larutan sebagai padatan partikulat,
kadang-kadang dalam bentuk Kristal dan pada waktu lain sebagai bentuk amorph
(tak berbentuk). Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka
akan terjadi pembentukan kerak dan endapan.
Maka dari itu, memproduksi uap/ steam
yang berkualitas bergantung pada pengolahan air yang benar untuk mengendalikan
kemurnian steam, endapan dan korosi. Air pengisi boiler/ HRSG harus cukup
terbebas dari pembentukkan endapan padat supaya perpindahan panas yang cepat
dan efisien dan harus tidak korosif terhadap logam boiler. Karena hal ini akan
berpengaruh terhadap kinerja, efisiensi, dan umur pakai boiler ke depannya.
Ada 5 parameter kualitas yang dipantau
pada air pengisi boiler:
- Konduktivitas
- Kadar asam (pH)
- Kesadahan
- Kadar silika (SiO2)
- Gas terlarut O2 dan CO2
- Kadar klorin (Cl-)
Konduktivitas merupakan kemampuan air
dalam menghantarkan listrik yang diukur dengan satuan mikro-mhos (µ-ʊ)
atau mikro-siemens (µs). Pemantauan konduktivitas air bukan
untuk melihat kemampuan daya listriknya, tetapi untuk menggambarkan kandungan
mineral-mineral yang terdapat pada air tsb. Mineral-mineral ini yang dihindari
dan harus dikendalikan, kalau bisa dihilangkan, karena dapat menyebabkan
korosif dan endapan di logam boiler. Dan efek terburuknya merusak peralatan
boiler itu sendiri.
Kadar asam (pH) merupakan derajat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki air. Kadar asam yang rendah akan membuat sifat air
menjadi asam, dan jika tinggi akan semakin basa. Air umpan yang bersifat asam
tentu akan merusak material logam boiler tsb, maka di boiler dijaga tetap basa
dengan kadar pH tertentu. Untuk pH yang sendiri dijaga antara 9 – 12 pH nya. Air
yang terlalu basa dapat mengakibatkan foaming
(pembentukan busa) pada air pengisi boiler yang bisa terbawa ke turbin. Pada efek
yang lebih ekstrim, pH yang terlalu tinggi juga akan terjadi caustic gauging karena terbentuknya NaOH, yang mana jika bereaksi dengan Fe
(logam piping misalnya) akan mengkibatkan korosi.
Kesadahan merupakan tingkat kandungan
mineral-mineral dalam air. Mineral yang umum terdapat pada air adalah ion kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Kalsium dan magnesium
bikarbonat larut dalam air membentuk larutan basa/ alkali. Garam-garam tesebut
terurai dengan pemanasan, melepaskan karbon dioksida dan membentuk lumpur lunak
yang kemudian mengendap. Hal ini disebut dengan “kesadahan sementara”, yang
dapat dibuang dengan pemanasan. Selain itu, air juga mengandung anion, seperti
kalsium dan magnesium sulfat, klorida nitrat (CaCl2, Ca(CO3)2, CaSO4, MgCl2,
Mg(NO3)2 dan MgSO4) yang disebut dengan air sadah tetap, yang tidak bisa
dihilangkan dengan pemanasan saja namun dengan injeksi kimia tertentu. Air sadah
ini akan membentuk endapan di dalam boiler dan menempel di logam-logam seperti
tube-tube dan piping system. Endapan ini bersifat isolator memperlambat
perpindahan panas, sehingga dapat menurunkan efisiensi boiler. Bahkan lebih
dari itu, efek isolasi endapan ini menyebabkan naiknya temperatur logam boiler
dan berakibat kegagalan pipa (bocor, crack dsb) karena pemanasan berlebih.
Kadar silika (SiO2), dalam air pengisi
boiler kehadirannya dapat meningkatkan pembentukan kerak silika yang keras. Silika
yang bereaksi dengan garam magnesium dan kalsium akan membentuk silikat
magnesium dan kalsium, yang kemudian menempel di logam perpipaan menghambat
perpindahan panas pada logam. Dan jika terbawa oleh uap sampai ke turbin akan
menempel membentuk kerak/ endapan pada blade-blade turbin, yang akibatnya akan
mengurangi efisiensi konversi energi termal di turbin uap.
Gas terlarut (O2 dan CO2), yang
menyebabkan korosi di logam pipa-pipa boiler. Metode penghilangan gas terlarut
ini dapat secara mekanis dan juga kimiawi. Dan terakhir adalah kandungan klorin
(Cl-) yang menyebabkan korosi yang sangat parah pada peralatan boiler. Untuk Cl-
kandungannya sediri tidak ditoleransi sekecil apapun mengingat efeknya yang
sangat buruk pada logam.
Setelah mengenal apa-apa saja kualitas
air yang dipantau pada air pengisi boiler, selanjutnya akan dijelaskan
bagaimana perlakuan-perlakuan yang dilakukan untuk mengendalikan
kandungan-kandungan tsb. Pada umumnya pengolahan air pengisi boiler memilik
cukup banyak treatment, terutama dari awalnya bila bahan baku air dibuat dari
air laut. Tetapi dalam tulisan ini hanya akan dibahas air yang akan digunakan
di boiler saja, jadi proses-proses sebelumnya tidak akan disinggung.
Air pengisi boiler berawal dari
kondensor. Ada 2 jenis air disini, yaitu air kondensat yang merupakan ekstraksi
dari uap yang terkondensasi dan air baru yang ditambahkan yang berasal dari
luar, yang biasa disebut air makeup atau air demin. Pada bagian ini dilakukan
injeksi kimia ammonia pada sistem kondensat untuk menaikkan pH nya. Selain itu
juga injeksi hidrazin untuk mengikat oksigen yang terdapat di air tsb dan
membentuk lapisan feromagnetik yang melindungi logam dari korosi.
Lalu berdasarkan alirannya, air
kondensat ini akan menuju ke tangki deaerator. Deaerator sendiri juga terdapat
treatment air yang disebut deaerasi (penghilangan gas-gas terlarut) seperti
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang memang secara alami terdapat di air.
Gas-gas terlarut ini sangat meningkatkan korosi, bila dipanaskan CO2 dan O2
dilepaskan sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat
(H2CO3). Asam karbonat ini yang mengkorosi logam dan melarutkan besi (Fe).
Deaerasi sendiri ada 2 jenis, yaitu
secara mekanis dan kimiawi. Deaerasi secara mekanis menggunakan uap untuk
memanaskan air kondensat. Caranya mengontak langsung air kondensat dengan uap
tsb. Air kondensat dialirkan ke tangki deaerator dalam bentuk kabut (spray)
sehingga molekulnya lebih kecil yang tujuannya untuk memperluas bidang kontak
antara air dan uap nantinya. Air kondensat yang mengabut ini selanjutnya akan
jatuh ke kisi-kisi (tray). Pada bagian bawah tray, uap disemburkan ke atas dan
bercampur dengan air kondensat yang menetes pada kisi-kisi tsb. Akibatnya
terjadi pertukaran panas antara uap dengan air dan sekaligus terjadi pula
proses deaerasi. Oksigen dan gas-gas lain akan mengalir ke atas dan keluar dari
deaerator menuju atmosfer melalui venting.
Pada kenyataannya proses deaerasi secara
mekanis ini tidak dapat menghilangkan kadar oksigen dan CO2 100%. Maka untuk
memaksimalkannya, dilakukanlah deaerasi secara kimiawi menggunakan senyawa
hidrazin seperti yang sudah disebutkan di atas. Hidrazin (N2H4) diinjeksikan di
line kondensate sebelum masuk ke deaerator. Selain itu juga dilakukan injeksi
ammonia untuk menaikkan pH air kondensat, yang biasanya rendah terutama air
yang berasal dari kondensat hotwell kondensor.
Selanjutnya, dari deaerator air
kondensat akan dikirim ke drum-drum di boiler/ HRSG. Ada beberapa macam drum
berdasarkan tekanan kerjanya. Ada tekanan tinggi (high pressure), tekanan
menengah (intermediate pressure) dan tekanan rendah (low pressure). Ada yang
hanya menggunakan drum HP dan LP, dan yang lainnya ada juga yang menggunakan
ketiganya. Di tempat penulis bekerja, terdapat dua tipe tsb. Ada blok yang
menggunakan drum HP dan LP, ada juga blok yang menggunakan drum HP, IP dan LP. Dua
jenis HRSG ini memiliki konstruksi dan diagram aliran fluida yang berbeda.
Di drum-drum ini air akan diinjeksikan senyawa phosphate (H3PO4). Fungsi dari phosphate yaitu:
- Menaikkan pH
- Mengikat silika dan mengubahnya jadi lumpur
- Melunakkan kesadahan
Fungsi phosphate sangat vital di boiler/
HRSG. Sebagai treatment terakhir sebelum uap masuk ke turbin, phosphate
menetralkan semaksimal mungkin mineral-mineral yang bisa terbawa ke uap. Untuk fungsi
mengikat silika dan mengubahnya jadi lumpur, pada drum terdapat fasilitas
blowdown, untuk membuang lumpur tsb.
Itu tadi sekilas gambaran tentang treatment
air pengisi boiler/ HRSG. Perhatian terhadap kualitas air dan uap di sistem
pembangkit uap akan berefek pada kesehatan peralatan dan efiisensi perlatan
tsb, dan tentunya berimbas ke biaya operasional dan perawatan.
Daftar pustaka:
https://rakhman.net/power-plants-id/deaerator/
www.energyefficiencyasia.org/boiler_dan_pemanas_fluida_termis
Comments
Post a Comment